menu melayang

Rabu, 09 April 2025

Sejarah Pabrik Gula Seram yang Kini Jadi Lokasi Wisata Horor Popular

Ghanisa Tour , Jakarta - Pabrik gula atau suiker fabriek Gondang Winangoen mendapat perhatian besar usai penayangan film bertajuk Pabrik Gula di bioskop mulai tanggal 31 Maret 2025. Karya Awi Suryadi tersebut mengisahkan ketakutan akibat adanya serangan dari sosok misterius yang pada gilirannya membuat salah seorang pekerjanya meninggal.

Pabrik Gula Gondang Winangoen dibangun tahun 1860 ketika negara kita masih dikuasai oleh Belanda. Menurut data dari Kemendikbud, instalasi tersebut adalah salah satu produsen gula untuk bisnis Klatensche Cultuur Maatschappij, sebuah cabang usaha privat asal Den Haag, Belanda, yang aktif dalam sektor pertanian serta penanaman dan ekspor produk tumbuhan.

Perusahaan Den Haag memiliki sejumlah usaha perkebunan di pulau Java, antara lain Vereenigde Klattensche Maatschappij, Vereenigde Lawoe Ondernemingen, Japarasache Cultuur Maatschappij, Cultuur Mij Begitu, serta Cultuur Mij Djoewiring. Kemudian pada tanggal 8 Januari 1887 didirikanlah Klattensche Cultuur Maatschappiyang letaknya cocok dengan nama maatschappi tersebut di wilayah ini. Klaten Pabrik tersebut adalah salah satu yang terbesar di Pulau Jawa. Di abad ke-18, Jawa mengekspor gula dalam jumlah besar dan berkompetisi dengan Kuba sebagai penyuplai utama global.

Tahun 1927, cabang dari Klattensche Cultuur Maatschappij mengoperasikan delapan pabrik di Jawa. Beberapa di antaranya adalah Sugar Estate Poendoeng yang berlokasi di Yogyakarta, Sugar Estate Gondang Winangoen juga di Surakarta, Sugar Estate Delanggoe lagi di Surakarta, serta Sugar Estate Mojo Sragen masih di Surakarta. Selain itu ada juga Sugar Estate Kedung Banteng di Surakarta dan terakhir Sugar Estate Tanjong Modjo di Kudus.

Fasilitas Pabrikan Gula pada Zaman Dahulu

Pada tahap pengolahan gula, pabrik gula Gondang Winangoen mengutamakan aspek keefektifan serta keekonomisannya. Lokasi produksinya dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bangunan pabrik, area parkir kendaraan, ruang kerja kantor, hunian untuk administrator dan manajer pabrik, pemukiman bagi pekerja, auditorium, gudang bekicot tekanan, alat ukur tebu, workshop transportasi, dan puskesmas.

Pabrik gula tersebut terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, daerah yang mayoritas adalah kaki gunung dan lembah Gunung Merapi. Saat ini, lokasinya persis di samping jalur utama Jogja-Solo, Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tanaman tebu digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari desa-desa setempat. Pabrik hanya aktif dalam kurun waktu lima bulan mulai Mei sampai September saja, periode saat tanaman tebu sedang dipanen. Meski demikian, selama masa operasional tersebut, pabrik akan menjalankan proses pengolahan secara kontinu selama 24 jam per hari.

Gulanya mengalami goncangan yang signifikan dan sementara menunjukkan penahanan operasional saat krisis keuangan menerjang global pada tahun 1930-an. Akan tetapi, antara tahun 1935 hingga 1942, instalasi tersebut bangkit lagi di bawah kepemimpinan pasangan Boerman serta MF Bremmers. Kemudian, usaha ini pernah jadi kendali tentara Jepang. Selepas proklamasi kemerdekaan Indonesia, badan pengelola memperoleh kembali kontrol atas pabrik itu untuk entitas bernama Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN).

Sepanjang bertahun-tahun, di awal 1960-an, perusahaan tersebut kemudian diserahkan kepada negara dan berganti nama menjadi Pabrik Gula Gondang Baru. Kebijakan ini bukan saja memberikan dampak positif saat era kolonial Belanda tetapi juga terus membawa keberhasilan selama pemerintahan Republik Indonesia sampai sekitar pertengahan tahun 1970-an. Sayangnya, setelah lebih dari empat dekade operasional, yaitu pada tahun 2017, produksi gula oleh Gondang Winangoen harus dihentikan.

Pabrik Jadi Agrowisata

Setelah mengakhiri produksinya, otoritas lokal merubah gedung bersejarah dari era koloni menjadi objek wisata. visitjawatengah , tahun 2009, pabrik gula itu diubah fungsinya menjadi agrowisata Berfokus pada pendidikan dan hiburan sambil mempertahankan ciri khas dari struktur pabrik gula tersebut. Sebelumnya, ketika pabrik masih aktif, para tamu dapat menyaksikan tahap-tahap produksi gula dengan mata kepala sendiri.

Wisatawan dapat mengunjungi Museum Gula, yang didirikan pada tanggal 11 September 1982 oleh Soepardio Rustam, Gubernur Jawa Tengah ketika itu. Tempat ini membahas tentang cara membuat gula dari tebu dan menampilkan peralatan seperti mesin uap pertama yang dikenal sebagai B Laha Ye & Brissoneant dibuat di Perancis pada tahun 1884 serta alat-alat lainnya dari masa lalu abad ke-19.

Di samping itu, salah satu daya tarik utama bagi para pengunjung di kawasan mantan pabrik gula tersebut adalah Taman Gondang yang berisi waterpark Dengan kolam renang untuk anak-anak dan dewasa beserta seluncuran airnya. Selanjutnya terdapat area high rope, zipline, zona bermain anak, dan rumah hantu Ghost Hunter.

NIA NUR FADILLAH

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel

Arsip Blog