
Ghanisa Tour , Jakarta - Berbelanja atau traveling telah menjadi metode populer dalam menangani tekanan. Namun, penduduk Korea Selatan memiliki alternatif lain. Mereka di situ mempunyai suatu tradisi unik terkait hal tersebut. hotel yang dibuat mirip penjara dan disukai oleh banyak orang stres untuk bersantai.
Hotel yang disebut Prison Inside Me tersebut berada di Hongcheon, kurang lebih 80 kilometer ke arah timur laut dari Seoul. Lokasi ini unik karena memberikan pengalaman liburan melalui metode yang tidak konvensional; mereka tak hanya menyediakan fasilitas seperti ruangan mewah atau layanan relaksasi spa biasa sebagai sarana penyegaran bagi para tamunya. Sebaliknya, hotel ini menggunakan pendekatan khusus dimana mereka mendesak tamu untuk benar-benar bersantai dan meregenerasi energinya dalam sebuah suasana yang dibuat mirip penjara, tepatnya di belakang bilah pagar besi. Gaya penjara Sejati, para narapidana menyelesaikan hukuman mereka di sel-sel sempit dengan ukuran lebar hanya 5 meter persegi.
Metode yang unik tersebut sepertinya efektif karena hotel ini telah bertahan selama lebih dari satu dekade. Dibangun oleh mantan pengacara bernama Kwon Yong-Seok beserta istrinya, tujuan utama hotel ini adalah memberikan peluang bagi para tamu untuk mencicipi gaya hidup tanpa hingar binging dalam lingkungan rumah mereka sendiri.
Biaya Menginap
Tamu yang berniat menjadi narapidana perlu merogoh kocek hingga sekitar Rp 2,2 juta. Jumlah tersebut cukup untuk menikmati kenyamanan sebuah hotel bintang lima, namun mereka lebih memilih untuk bersantai di dalam sel abu-abu serta menggunakan tikar sebagai alas tidurnya. Terdapat juga meja mini dan fasilitas kamar mandi di area tidur, sementara penggunaan telepon genggam ditolak tegas. Sementara makanan akan disajikan lewat lubang pada pintu, mirip sistem distribusi makanan di penjara berteknologi canggih.
Setelah dikuncir, para tamu hanya perlu mengamati lingkungan sekitar dan diharapkan untuk bermeditasi, mencatat jurnal, serta menuntaskan latihan yoghurt ringan.
Penduduk Gila Kerja
Penduduk Korea Selatan Terkenal dengan dedikasinya yang tinggi dalam bekerja. Di benua Asia, negeri ini mempunyai jumlah jam kerja paling banyak. Dalam daftar 35 anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), hanya ada satu negara lagi yaitu Meksiko yang melebihi waktu kerjanya. Rakyat Korea Selatan dikalkulasikan menghabiskan sekitar 2.069 jam per tahun di tempat kerja, sangat melampaui rata-rata 1.764 jam bagi negara-negara OECD.
Kwon Yong-seok menanamkan dana kurang lebih 2 miliar won Korea – sekitar Rp23,6 miliar – guna mendirikan lokasi ini di tahun 2013. Setelah menyadarinya sendiri bahwa periode pendek namun fokus pada kesendirian bisa memberi manfaat positif terhadap kesejahteraan psikis seseorang, dia pun merancang hotel tersebut.
Kwon pernah menjalani masa di mana ia bekerja selama 100 jam dalam satu minggu. Dia mengakui bahwa ia tak tahu caranya untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. “Sekarang sepertinya saya sudah kehilangan kendali atas hidup saya sendiri. Harapan saya hanyalah agar tempat ini bisa memberikan ruang bagi para pengunjung untuk melakukan introspeksi,” tuturnya, sebagaimana dikutip. Mirror .
Istri Kwon, Ji-hyang Noh, menyebutkan bahwa berada dalam kamar isolasi di hotel tersebut tidak sama dengan penjara. Menurutnya, "penjara sesungguhnya adalah dunia luar." Beberapa tamu mendeskripsikan masa tinggal mereka di sana seperti kehidupan tanpa intervensi apapun, serupa dengan gaya hidup biarawan Buddha.
ya ng Harus Diwaspadai Tamu